Bismillahirrahmanirrahim
Kebangkitan dan
keterpurukan Islam sangat erat kaitannya dengan pemahaman dan pengamalan ajaran
Islam itu sendiri. Bila
umat Islam seluruhnya telah memegang teguh apa yang telah disampaikan oleh
Allah dan Rasul-Nya, niscaya kebangkitan Islam akan terus hidup kokoh dan tak
akan runtuh diterjang serangan kaum kafirin, kecuali bila Allah berkehendak
lain. Sebaliknya, bila umat Islam mulai melupakan ajaran agamanya sendiri,
niscaya sedikit demi sedikit Islam akan runtuh dengan sendirinya, bahkan bila
kaum kafir tak menyerang sekalipun. Karena memang sejatinya nyawa dari agama
Islam adalah ajaran Islam itu sendiri yang telah terekam dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah.
Agama Islam adalah
agama yang sempurna. Sebagaimana yang telah difirmankan Allah SWT dalam QS. Al-Maidah
(5):3, “Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku
cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agamamu.” Jelas
sudah bahwa Allah telah menyempurnakan agama ini. Agama ini tak perlu lagi
perbaikan. Agama ini tak perlu lagi renovasi apalagi aransemen. Justru umat
Islam saat inilah yang memerlukan perbaikan dan renovasi. Perbaikan keimanan
dan pemahaman akan ajaran Islam serta pengamalannya. Pemahaman akan ajaran
Islam yang murni, yang bersumber dari Allah dan Rasul-Nya.
Kebangkitan Islam
takkan pernah terwujud bila umat Islam sendiri masih saling menyalahkan satu
sama lain. Masih saling hujat satu sama lain. Kebangkitan agama ini justru akan
semakin jauh bila pemeluknya selalu berselisih dan menganggap dirinya yang
paling benar, padahal kebenaran hanya ada pada Allah dan Rasul-Nya, kebenaran
itu ada pada Al-Qur’an dan As-Sunnah. “Kemudian jika kamu berbeda pendapat
tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul
(sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian
itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’ (4):59)”. Maka
jika semuanya merasa telah
kembali
pada Al-Qur’an dan As-Sunnah, hendaknya kaum muslimin menghormati perbedaan pendapat
itu. Bukankah para sahabat yang sama-sama hidup pada zaman Rasul pun kadangkala
berbeda pendapat? Namun bagaimana sikap para sahabat? Mereka tetap menyayangi
satu sama lain karena Allah.
Berbagai rentetan
peristiwa yang terjadi pada zaman Rasulullah SAW hendaknya menjadi pelajaran
berharga yang selalu kita ambil ibrohnya. Tentu umat Islam belum lupa dengan
dua perang besar yaitu perang Badar dan perang Uhud. Perang yang begitu
tersohor yang mengisi lembaran sejarah Islam dengan akhir yang saling bertolak
belakang. Di dalam Al-Qur’an Allah SWT telah menceritakan dengan jelas mengapa
perang tersebut memiliki akhir cerita yang berbeda.
Perang badar, perang
yang membawa kemenangan bagi kaum muslimin. Padahal umat Islam yang ikut dalam
peperangan berjumlah sedikit, sebagaimana yang telah Allah kisahkan dalam
firman-Nya, QS. Ali Imran (3):123, “Sungguh Allah telah menolong kalian dalam
perang Badar, padahal kalian dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada
Allah, agar kalian
mensyukuri-Nya.”
to be continued insyaAllah...